Tantangan bersepeda pada jalan tanjakan
Tantangan bersepeda pada jalan tanjakan

Kenapa bersepeda di tanjakan sangat berat?

Tanjakan pada saat bersepeda adalah tantangan yang berat. Setiap menghadapi tanjakan pasti akan menguras tenaga lebih, dan kalau tidak kuat biasanya turun dan tuntun sepeda sambil berjalan. Dan kalau di tanjakan tajam, kenapa mendorong sepeda sambil berjalan lebih mudah daripada mengayuh sepeda?

Olahraga bersepeda kadang dianggap lebih ringan dari pada olahraga berlari atau berjalan. Untuk jarak yang sama, pada jalan datar kelelahan dari berlari jauh lebih besar dari kelelahan bersepeda. Dengan dua-tiga kayuhan ringan, sepeda bisa meluncur lebih dari 10m, jauh lebih ringan daripada berlari. Apalagi pada saat turunan, tanpa perlu mengayuh pun kita bisa meluncur dan bergerak dengan cepat, tetapi tidak begitu pada saat tanjakan.

Sebelum kita melihat apa saja yang membuat tanjakan menjadi berat, kita lihat dulu kenapa sepeda terasa ringan pada saat turunan.

Pada saat di jalan turunan, gravitasi adalah kawan, gravitasi menarik sepeda dan pesepeda ke arah depan. Semakin miring jalan, semakin kuat pengaruh gravitasi terhadap kecepatan sepeda. Ditambah oleh momentum putar roda yang mengakumulasi kecepatan sebelumnya untuk mendorong sepeda lebih cepat, makanya di awal turunan sepeda biasanya pelan, tetapi di akhir turunan sepeda lebih cepat karena terbantu oleh akumulasi momentum putar dan sudut roda.

Hambatan dari rolling resistence, gear, angin dan sebagainya memang ada, tetapi resultan gaya dorong dan gravitasi jauh lebih besar, sehingga kita tidak merasakan gaya yang berlawanan ini bekerja pada saat menurun.

Gaya dan faktor ini akan membuat tanjakan lebih menderita:

1. Gravitasi

Tetapi ketika di jalan tanjakan, gravitasi adalah musuh. Semua gaya berlawanan arah dengan kemajuan sepeda.
Gaya gravitasi menarik semua benda ke arah yang sama. Tetapi besarnya gaya tarik tersebut dipengaruhi oleh massa dan berat. Semakin berat bobot sebuah benda di permukaan bumi, semakin kuat gaya tariknya. Tentu saja kita tahu, kalau sepeda dengan bawaan yang lebih berat akan meluncur lebih cepat di turunan dibandingkan sepeda dengan bawaan yang ringan. Dan sebaliknya pada saat menanjak.
Karena pada saat menanjak, yang kita tarik bebannya adalah berat pesepeda ditambah berat sepeda. Ini adalah faktor yang terbesar yang menarik kita turun pada saat menanjak.
Jadi salah satu faktor terbesar yang bisa kita lakukan untuk mengurangi beban pada saat tanjakan adalah dengan mengurangi berat pesepeda atau berat sepeda.

Tahanan akibat permukaan tanah terhadapa kecepatan bersepeda
Tahanan akibat permukaan tanah terhadapa kecepatan bersepeda(source:beselfpropelled.com)

2. Rolling Resistence

Rolling resistance adalah gaya tahan akibat gesekan ban dengan permukaan jalan. Tahanan ini sedikit terasa di jalan datar, dan kurang terasa di jalan turunan, karena gaya dorong jauh lebih besar daripada gaya tahanan dari rolling resistance. Tetapi pada saat tanjakan, pengaruhnya sangat signifikan. Ada banyak hal yang mempengaruhi rolling resistace, tetapi yang berkaitan dengan ban yang bisa kita kontrol adalah:

  • tapak ban: di jalan aspal, tentu saja agar roda lebih mudah untuk berputar kita lebih suka lebih banyak permukaan karet ban yang bersentuhan dengan aspal. Sepeda balap dengan ban yang slick (mulus) akan lebih efektif dibandingkan dengan ban sepeda gunung yang memiliki lug/stud yang tebal dan renggang. Dan memakai ban yang botak di tanjakan yang becek dan berlumpur akan membuat ban slip dan tidak bisa maju.
  • tekanan udara ban: semakin rendah tekanan angin cenderung untuk membuat ban semakin berat untuk diputar, karena ban lebih elastis/kenyal dan meyerap tenaga. Penaturan tekanan udara yang benar akan membuat ban yang tidak terlalu keras tetapi juga membuat permukaan yang lebih banyak menggigit permukaan.

3. Kecepatan dan momentum

Sebelum menemui tanjakan biasanya kita memacu sepeda lebih cepat, untuk memanfaatkan momentum kecepatan dari turunan untuk mendorong di tanjakan. Hal ini juga yang membuat berhenti di tanajakan dan mulai mengayuh lagi terasa sangat berat, karena tidak ada kecepatan sebelumnya yang membantu mendorong. Sebaiknya hindari sampai berhenti di tengah tanjakan.
Kenapa mendorong sepeda sambil berjalan di tanjakan terasa lebih ringan daripada dikayuh?
Ketika mendorong sepeda biasanya kecepatan <5 km/jam, menjaga sepeda berjalan di tanjakan dengan kecepatan <5 km/jam lebih susah ditambah harus menjaga keseimbangan. Karena kita bisa memposisikan kaki mendorong dengan rolling resistance yang lebih baik (tapak kaki yang lebih lebar) dan posisi kaki untuk berjalan yang lebih stabil.

4. Gear

Pemilihan gear ratio atau speed sepeda harus selaras dengan kekuatan kaki kita. Apalagi jika sebalum menanjak kita berakselerasi dulu, yang biasanya dilakukan dengan gear besar. tetapi ketika menanjak, kita membutuhkan gear kecil. Shifting yang mulus menjadi sangat penting di tanjakan. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, jangan sampai kehilangan momentum kecepatan. Shifting yang tidak mulus akan membuat sepeda sedikit tertahan kecepatannya atau malah berhenti, tentu saja membuat tanjakan menjadi lebih berat daripada shifting yang mulus.
Menggunakan granny gear, yang dibsa dikombinasikan dengan cassette dengan sprocket yang besar tentu saja akan mengurangi beban secara signifikan.

Cassette Sepeda SRAM XG-1299 XX1 Eagle 12 Speed
Cassette Sepeda SRAM XG-1299 XX1 Eagle 12 Speed

5. Suspensi

Menanjak di jalan aspal dengan sepeda balap lebih mudah dibandingkan sepeda gunung. Bukan hanya karena ban dan berat sepeda, tetapi karena suspensi. Suspensi sepeda baik depan dan belakang yang aktif, akan menyerap sebagian tenaga kayuhan. Sehingga tenaga dari kayuhan pedal, tidak sepenuhnya dipakai untuk memutar roda, sebagian hilang di suspensi, sepeda sperti terayun-ayun. Pada sepeda balap atau sepeda frame rigid, lebih efisien dalam hal tansfer tenaga ke perputaran roda.

Mengurangi bounce/damper pada suspensi sepeda, atau mematikan suspensi sepeda pada saat tanjakan akan mengurangi beban kayuhan yang signifikan. Sepeda yang memiliki remote suspension di stang akan memudahkan pada kondisi ini, sehingga tidak perlu turun dari sepeda, cukup memencet tuas dengan jari saja.

6. Angin

Sepeda yang aerodinamis memang lebih mudah untuk mengurangi hambatan angin, karena sepeda ini akan membelah angin dengan mudah. Tetapi angin tidak seperti gravitasi, arah angin bisa berubah-ubah. Kalau angin datang dari belakang (tailwind) pada saat menanjak, kita akan sedikit terbantu. Tetapi jika arah angin datang dari depan (head wind), posisi tubuh kita juga perlu diatur untuk posisi yang lebih aerodinamis. Posisi tubuh yang membungkuk dan merapat (tidak tegak dan melebar) akan membuat sepeda lebih ringan untuk dikayuh.

7. Kemiringan jalan

Satuan pengukuran sudut biasanya adalah derajat. Tetapi untuk kemiringan jalan diukur dalam persen. Kemiringan jalan 1%, menyatakan adanya kenaikan 1m (vertikal) dalam jarak mendatar 100m (horisontal), atau 1:100, atau 1%. Kemiringan jalan raya yang dilewati kendaraan umum dan truk biasanya tidak lebih dari 9%, mungkin lebih pada jalan khusus untuk motor atau mobil kecil saja. Pada tikungan menanjak, bagian dalam jalan mempunyai sudut yang lebih besar, jika memungkinkan ambil sisi jalan yang lebih luar untuk mendapatkan sudut yang lebih landai.
Untuk sebuah jalan menajak yang lebar, bersepeda dengan arah zig-zag juga akan mengurangi beban, walaupun jarak tempuh akan semakin panjang. Seperti jalan menunju puncak gunung, tidak dibuat lurus langsung ke puncak, tetapi dibuat berkelok-kelok untuk mendapatkan sudut yang lebih landai agar masih bisa dilewati kendaraan.

Bersepeda Zig-zag pada tanjakan
Bersepeda Zig-zag pada tanjakan

Di ujung tanjakan pasti ada turunan.