Jenis sistem suspensi dan rangka MTB Full Suspension
Jenis sistem suspensi dan rangka MTB Full Suspension

Jenis sistem suspensi dan rangka MTB Full Suspension

Sepeda full suspensi adalah jenis sepeda dengan dua buah suspensi, yaitu suspensi depan dan dan belakang. Sepeda full suspensi merupakan sepeda gunung yang memiliki desain rangka atau frame paling beragam. Adanya suspensi belakang, membuat rangka sepeda terbagi menjadi dua bagian. Yang menarik adalah bagaimana desainer sepeda memposisikan suspensi belakang (shock), pivot, sambungan dengan variasi yang tidak terhingga, untuk mendapatkan karakter sepeda yang berbeda.

Pengaruh sistem suspensi pada performa sepeda Full Suspension

Sepeda gunung full suspensi biasanya dipakai untuk aliran Enduro dan Downhill, dimana medanya lebih ekstrem dan bergelombang. Bukan sekedar untuk kenyamanan bersepeda, tetapi desain rangka dan suspensi lebih banyak difokuskan untuk kecepatan dan efisiensi bersepeda.

Kita bisa menemui ada ratusan atau mungkin ribuan bentuk rangka dan posisi suspesi yang berbeda-beda. Setiap merk bisa mempunyai penamaan sendiri untuk konfigurasi suspensi mereka, dan dengan masing-masing kelebihan dan kekurangannya.

Ada beberapa hal utama yang menjadi faktor perhitungan desain dan geometri dari sepeda suspensi, seperti:

leverage ratio
Leverage ratio adalah perbandingan jarak roda bergerak dengan jarak suspensi belakang tertekan.

Leverage ratio sepeda full susupensi
Leverage ratio sepeda full susupensi
  • pedal kick back
    Pedal kick back adalah kejadian dimana pedal yang bergerak mundur akibat tertekannya suspensi belakang sepeda. Ketika suspensi tertekan, akan membuat frame sepeda berubah bentuk menjadi lebih rapat/pendek ke tengah, membuat rantai bagian bawah merenggang, sehingga menarik mundur pedal/crank. Kita perlu tenaga lebih banyak untuk menekan pedal, karena adanya tarikan dari rantai bagian bawah pada pedal.
  • pedal bob
    Pedal bob adalah kejadian dimana suspensi tertekan ketika kita menggowes. Pedal bob ini mirip seperti pada awal mobil yang mau ngebut atau berakselerasi, dan bagian belakangnya menjadi lebih rendah, karena adanya sistem suspensi yang menahan sebagian tenaga. Ini adalah salah satu alasan kenapa sepeda gunung tidak seefektif sepeda hardtail seperti sepeda balap atau fixie di jalan aspal dan tanjakan.
  • anti squat
    Anti squat adalah seberapa kuat suspensi menahan beban ketika kita menggowes. Adanya anti squat akan mengurangi pedal bob, membuat sepeda bersuspensi menjadi lebih efisien.
  • anti rise atau brake rise
    Anti rise adalah seberapa banyak susupensi merenggang atau tertekan ketika kita melakukan rem. Semua sepeda full suspensi mengalami ini, tetapi desain dan sistem suspensi yang berbebeda, bisa membuat sepeda gunung full suspension yang lebih kaku atau lebih mengayun-ngayun ketika kita mengerem.

Sistem suspensi memang membuat kinematika (studi tentang gerak benda) sepeda menjadi sangat kompleks. Banyak komponen yang saling terhubung dan saling mempengaruhi satu dengan lainnya. Sehingga pada desainer dan produsen sepeda full suspensi selalu berinovasi untuk membuat rangka dan sistem suspensi yang lebih efektif, dan mudah untuk digunakan.

Rangka sepeda gunung full suspension

Disini kita akan melihat beberapa bentuk frame dan mekanisme dasar untuk desain rangka sepeda gunung full suspension.

1. Rangka Single Pivot

Sistem rangka single pivot adalah yang paling sederhana, paling banyak dipakai, terutama pada sepeda fullsus pemula sampai menengah. Sistem ini tidak mempunyai patent/copyright, jadi semua pabrikan bebas memakainya tanpa perlu membayar royalti desain Desain yang sederhana dan mudah dibuat, sehingga frame single pivot banyak dipakai.

Sepeda gunung full suspensi Single Pivot
Sepeda gunung full suspensi Single Pivot

Sepeda single pivot hanya memiliki satu titik pivot pada chainstaynya. Titik pivot adalah titik dimana frame/segitiga belakang bebas bergerak, ada mekanisme bearing disitu. Pada frame single pivot, suspensi langsung menyambung ke swing arm (segitiga belakang).

Sepeda ini memakai sedikit bearing, lebih mudah dirawat dan diperbaiki.

Secara umum frame single pivot menghasilkan leverage ratio yang lebih linear, yang artinya kekuatan untuk menekan suspensi di dari awal sampai akhir pergerakan travel suspensi membutuhkan beban yang hampir sama, sehingga lebih mudah untuk mentok (bottom out).

Contoh sepeda gunung yang memakai single pivot: Thrill Oust T120 2.0 (2020).

2. Rangka Linkage-driven Single-pivot Suspension

Frame Linkage-driven Single-pivot adalah turunan desain single pivot di atas. Perbedaannya adalah suspensi tidak langsung terhubung ke swing arm, tetapi ada ruas (linkage) tambahan diantaranya. Tambahan linkage ini adalah untuk memanipulasi leverage ratio, bisa menjadi didesain untuk kurang progressif atau lebih progressif. Tetapi dengan adanya linkage sebelum suspensi, akan membuat suspensi lebih susah untuk kandas.

Rangka Sepeda Linkage-driven Single Pivot
Rangka Sepeda Linkage-driven Single Pivot

Desain framenya bisa berbeda-beda, dengan jumlah dan posisi titik pivot tambahan dari linkage yang bisa divariasi oleh desainer untuk mendapatkan leverage ratio dan karakter yang berbeda-beda. Kekurangan sepeda ini adalah memiliki banyak sambungan dan bearing, yang membuat lebih banyak yang harus dirawat.

Contoh sepeda gunung yang memakai single pivot linkage driven: Pacific Override 3.0 2.75″, Polygon Siskiu T7 2021

3. Rangka Horst-link Suspension

Frame sepeda fullsus horst-link atau fourbar ditandai dengan adanya tambahan titik pivot di bagian belakang chainstay (dekat dengan hub roda). Horst-link diciptakan dan dipatenkan oleh Horst Leitner, dan desain ini dibeli oleh pabrikan sepeda. Sistem horstlink ini sangat fleksibel, penempatan posisi titk pivot dan linkage bisa mempengaruhi arah rotasi dan swing roda dan frame belakang. Frame fourbar bisa mengisolasi suspensi dari rem sepeda, meminimalkan brake rise, dan mengoptimasi anti-rise dan anti-squat.

Frame Sepeda MTB Horst-link
Frame Sepeda MTB Horst-link

Kekurangan yang sering dirasakan adalah sepeda lebih terayun-ayun ketika digowes (pedal bob). Tetapi desain ini memiliki banyak sekali variasi dengan nama yang berbeda-beda, seperti frame Maestro dari Giant, VPP Santa Cruz, dan lainnya. tetapi penempatan linkage dan penambahan titik pivot, bisa membuat sistem anti squat yang lebih bagus.

Contoh sepeda gunung yang memakai horst-fourbar: Pacific SKELETON 5.0 27.5″, United Epsilon T1, Patrol 691

Masih banyak lagi bentuk, desain, dan sistem frame full suspensi seperti: High Pivot, Twin Link, Active Braking Pivot (ABP), Floating, dsb. Semuanya mengklaim kelebihan masing-masing, dan karakter sepeda yang spesifik. Posisi suspensi pada frame juga ada yang vertikal (tegak), dan horizontal (rebah). Tidak banyak berpengaruh sebenarnya, lebih dipengaruhi bagaimana sistem frame tersebut bereaksi terhadap tekanan dan beban yang diterimanya.

Polygon Indonesia sebagai salah satu brand yang sudah mendunia, pada sepeda full-sus kelas premiumnya  memakai sistem NAILD R3ACT. Sistem suspensi ini dipakai oleh Polygon dan Marin, R3ACT dikembangkan oleh NAILD, untuk meningkatkan kenyamanan, kontrol, dan efisiensi. Semua sepeda gunung dengan suspensi belakang Polygon memiliki posisi suspensi rebah (miring), untuk kelas yang lebih bawah seperti Siskiu N memakai sistem Faux S, dan dibawahnya lagi seperti Siskiu T memakai sistem One-Piece Linkage.

Sepeda Pacific, untuk kelas bawahnya lebih banyak memakai suspensi vertikal (tegak), dan untuk kelas mahalnya memakai yang horisontal (rebah). Merk sepeda Thrill banyak kombinasi untuk yang tegak dan horisontal, sedangkan United dan Patrol hampir semua memakai yang vertikal.

Desain Frame suspensi terbaik

Sangat sulit dan tidak bisa dikatakan satu desain frame lebih baik dari lainnya. Selain karena dipengaruhi geometrinya, hal lain seperti area bersepeda, gaya bersepeda, bahan frame, kualitas perakitan, jenis dan kekuatan suspensi, berperan dalam membuat sebuah sistem sepeda yang berbeda.

Sepeda gunung Downhill (DH) dan sepeda gunung Enduro yang memiliki medan bersepeda dan tantangan yang berbeda, memiliki sistem suspensi yang berbeda. Untuk sepeda Downhill banyak mengandalkan suspensi depan, memakai travel di atas 160mm, dan bentuk sepeda yang lebih mendongak. Sepeda Downhill juga tidak banyak memainkan pedal, karena sudah terdorong oleh gravitasi, sedangkan sepeda enduro yang banyak memakai pedal mengharapkan efisiensi yang lebih tinggi. Sehingga peruntukan dan kinerja suspensi belakang juga berbeda di antara keduanya.

Proses anti squat pada sepeda
Proses anti squat pada sepeda (sumber: pinkbike)

Bermacam-macam sistem frame dan rangka full suspensi yang berbeda sudah dipakai untuk menjuarai kejuaran dunia, tidak ada yang mendominasi. Beberapa mengutamakan kemampuan rem, ada yang suka efisiensi, ada yang memperhitungkan faktor berat, dll.

Jenis frame yang sama yang sama sangat bisa memiliki rasa dan karakter yang berbeda, pengaturan suspensi, SAG akan mengubah kinerja sistem kinetik suspensi sepeda secara keseluruhan. Belum lagi akibat dari tekanan angin ban, sebagai suspensi terdepan pada sepeda.

Harga sepeda juga tidak bohong, semakin berkualitas sepedanya, semakin baik performa suspensinya. Sekarang ini, sepeda full suspensi termurah dengan harga di bawah 4 juta:

  1. Polygon Rayz One harga 3.6 juta
  2. Thrill Oust T120 3.5 (2020) harga 3.8 juta
  3. Pacific Override 3.0 2.75″ harga 3.8 juta
  4. Thrill OUST 2.0 harga 3.9 juta

Yang tidak kalah penting dari jenis rangkanya adalah bagaimana kita bisa mengerti dan mensetting suspensi di sepeda kita secara maksimal, sehingga kita bisa mendapatkan karaketer sepeda sesuai apa yang kita hadapai atau apa yang kita mau. Dan kalau menurut kamu, mana jenis rangka full suspensi yang paling baik?