Hydroplane - Aquaplane pada sepeda
Hydroplane - Aquaplane pada sepeda

Hydroplaning / aquaplaning pada sepeda

Hydroplaning atau aquaplaning adalah kondisi dimana sebuah benda naik dan melayang di permukaan air akibat bergerak dalam kecepatan tinggi. Dalam hal kendaraan, hydroplane adalah fenomena dimana ban naik ke permukaan air, sehingga ban kehilangan traksi terhadap permukaan jalan, dan tidak terkontrol arahnya.

Masih terkait dengan tips bersepeda di musim hujan, bagaimana pengaruh hydroplane pada sepeda? Apakah sama seperti pada mobil atau motor yang slip ketika melewati genangan air?

Ban slip pada permukaan air
Ban slip pada permukaan air

Ketika hydroplaning terjadi, stir dan arah stang tidak banyak membantu, arah kendaraan lebih dipengaruhi oleh gaya dorongnya. Selama ban belum menyentuh permukaan jalan, kendaraan itu hanya akan bergerak ke satu arah, tidak lagi mengikuti arah roda, karena roda sudah kehilangan cengkaramannya terhadap jalan. Kecelakaan seperti ini sering kali terjadi, kita sering berasumsi kalau bobot kendaraan masih cukup berat untuk menekan air. Aquaplaning/hydroplaning juga termasuk masalah serius untuk pesawat yang mendarat di runaway yang basah/hujan. Kecepatan kendaraan yang terlalu tinggi, mengurangi gaya berat dan gravitasi dari kendaraan itu.

Pada kecepatan tinggi, ketika roda bergerak lebih cepat dari pada kecepatan air yang terdorong ke kiri atau ke kanan roda, atau lewat di celah-celah tread (alur) tapak ban, yang membuat roda naik ke atas permukaan air. Tekanan roda ke bawah berkurang, karena gaya maju (dorong) yang begitu cepat, dan tekanan permukaan air mendorong roda untuk naik ke atasnya.

Proses terjadinya aquaplaning
Proses terjadinya aquaplaning

Fenomena aquaplaning (dynamic) berbeda dengan ban yang terpeleset karena permukaan jalan yang licin (viscous). Aquaplanning terjadi karena kecepatan.  Sedangkan pada permukaan jalan yang licin, karet ban kehilangan traksi karena air seperti lubrikan di antara ban dan jalan, pada kecepatan yang pelan pun kita bisa tergelincir.

Mirip seperti ski air (disebut juga aquaplaning sport), dimana pemain ski bisa berdiri di atas permukaan air ketika ditarik pada kecepatan tinggi, tetapi akan tenggelam jika ditarik pada kecepatan rendah.

Aquaplaning dipengaruhi oleh kecepatan, permukaan ban, dan ketebalan air. Alur/kembang pada tapak ban dibuat agar air bisa lolos dan mengalir di tengah ban, menjaga gigitan ban ke jalan, dan mengurangi peluang ban naik ke permukaan air. Ban mobil yang botak/kembang habis pasti akan lebih mudah mengalami aquaplanning. Tetapi pada kecepatan yang tinggi sekali, tapak ban beralur pun akan mengalami aquaplanning.

Ban sepeda, terutama sepeda balap, sering kali mempunyai tapak sempit dengan permukaan yang relatif mulus untuk sepeda balap.  Sepeda lebih susah untuk mengalami aqua planning karena kecepatan yang rendah, untuk sepeda yang cepat di jalan raya rata-rata kecepatan 25-35 km /jam. Bentuk tapak ban sepeda yang kecil, untuk sepeda balap hanya sekitar 2-3cm, ditambah kecepatan yang relatif pelan, tidak cukup kencang untuk mengangkat sepeda ke atas permukaan air.

Seperti batu yang dilemparkan secara mendatar pada permukaan air, harus cukup pipih (lebar) dan cepat agar batu terlontar beberapa kali pada permukaan.

Grip tapak ban pada berbagai kecepatan
Grip tapak ban pada berbagai kecepatan pada ban baru (atas) dan ban bekas (bawah). (Gambar: Goodyear & Dunlop Tyre NZ)

Seperti contoh gambar di atas, semakin sedikit tapak ban yang menyentuh aspal. Bentuk tapak, lebar ban, keausan ban, dan berat kendaraaan, akan membuat nilai kecepatan ketika mulai terangkat yang bebeda-beda.

Ban sepeda motor dan mobil jauh lebih lebar, ditambah kecepatan yang lebih cepat dibandingkan sepeda. Pada permainan ski air, jika kita memakai papan yang lebih sempit atau hanya menggunakan tapak kaki, perlu ditarik lebih cepat dibandingkan dengan yang memakai papan lebar agar bisa melayang di atas air. Ban sepeda yang sempit/tipis, memerlukan kecepatan yang jauh di atas rata-rata sebelum mengalami hydroplaning.

Beberapa pesepeda yang memakai ban slick tipis, malah merasa lebih nyaman bersepeda di hujan atau aspal basah, karena lebih banyak permukaan karet ban yang menyentuh jalan dan membelah air. Pada permukaan jalan yang kasar, seperti jalan aspal, semen kasar, ban yang slick menjadi lebih menggigit. Permukaan yang kasar dan keras akan memberikan nilai rolling resistance yang sangat rendah.  Compound, atau bahan karet yang dipakai ban memberikan pengaruh yang lebih besar pada kondisi ini.

Permukaan aspal yang kasar cocok dengan tapak ban slick
Permukaan aspal yang kasar cocok dengan tapak ban slick

Kembang pada ban sepeda akan banyak membantu pada permukaan jalan yang licin, seperti pada jalan becek, lumpur, semen, pasir, dsb. Tapak ban sepeda gunung yang sangat agresif dengan stud yang besar dan panjang, perlu untuk menggali dan menggigit permukaan jalan yang lembek dan berubah bentuk.

Pada permukaan yang benar-benar rata dan licin, seperti cat garis jalan, semen, logam, tambahan genangan lapisan air akan membuat jalan sangat berbahaya. Tapak ban dengan ulir pun bisa terpeleset, jenis karet ban yang lebih mempengaruhi cengkraman ban pada permukaan licin ini, tetapi sebaiknya kita hindari.