Tips aman belanja online dan ciri-ciri penjual penipu
Tips aman belanja online dan ciri-ciri penjual penipu

Tips aman belanja online dan ciri-ciri penjual penipu

Belakang ini masih banyak kita lihat, orang yang membagi cerita tentang belanja dan penipu online. Sudah tahun 2020, tapi masih ada saja yang tertipu, mungkin tidak hanya karena ketidaktahuan pembeli, tetapi karena penjual penipu online ini yang semakin canggih caranya. Terutama di era sepeda semakin marak, harga naik, dan ketika ada tawaran harga barang murah sepertinya mau cepat-cepat transaksi langsung. Di satu sisi, penjual online penipu memanfaatkan momen dimana permintaan tinggi, menawarkan barang murah, membuat pembeli kadang sudah tidak berfikir normal/rasional lagi. Kebanyakan yang tertipu online, biasanya adalah orang yang terburu-buru (terlalu bernafsu), kurang paham tentang transaksi online, malas bertanya dan mencari tahu, dan terlalu nekat karena harga yang murah.

Belanja di toko offline vs online

Cara paling aman untuk bertransaksi jual-beli adalah cara tradisional, langsung datang ke tokonya, lihat barangnya, kalau suka, bayar dan bawa pulang. Terlebih untuk produk seperti sepeda, membeli langsung di toko sepeda offline, kita bisa mengecek ukuran yang sesuai (karea tiap merk mungkin memiliki ukuran dimensi rangka sepeda yang berbeda), meminta toko untuk mensetting sepeda agar lebih sesuai dan kokoh, karena ada bagian-bagian yang perlu diatur pada sepeda baru, dan belum tentu kita semua mengerti atau memiliki alat sepeda untuk melakukannya sendiri.

Lihat juga: Membeli sepeda offline atau online?

Tetapi tidak selamanya bisa, mungin barang tidak ada di area dekat tempat tinggal atau di adanya di kota lian, tidak punya waktu, barang terlalu besar untuk dibawa, atau mau memanfaatkan fasilitas free ongkir, cicilan, promo, dan lainnya dari toko online. Walaupun toko online, marketplace, media sosial memudahkan kita untuk berkomunikasi dan mencari penjual, memilih barang, tetapi sangat rawan untuk penipuan. Penipu online tidak perlu menampakkan dirinya, modalnya murah, memanfaatkan orang yang gagap teknologi, dan jangkauannya luas sekali.

Harga barang yang tidak masuk akal
Harga barang yang tidak masuk akal

Ciri-ciri penjual penipu online

Penipu online tidak akan pernah ada habisnya, selalu ada celah dan kesempatan yang dimanfaatkan mereka, dengan modus penipuan yang berbeda-beda. Hal ini tidak hanya merugikan pembeli, penjual atai toko online juga pasti merasakan imbasnya, dimana kepercayaan pembeli terhadap toko online semkain menurun. Jangan pernah lengah dan terlalu cepat percaya pada sesuatu yang ada di dunia maya, penipu online memiliki beberapa hal yang bisa kita kenali:

1. Harga murah

Faktor yang paling mudah untuk menarik pembeli belanja online, dan membuat orang tergiur adalah harga yang murah. Makanya jika kita menemukan produk/barang/jasa dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan harga dari penjual lain, dan tidak masuk akal, kita boleh boleh saja senang, tetapi sekaligus hati-hati. Harga murah kadang membuat pembeli terlalu bernafsu, takut kehabisan, sampai lupa untuk memeriksa kredibilitas pembeli lebih jauh, padahal harga yang murah sekali adalah ciri-ciri utama penipu online.

2. Foto produk

Penjual online penipu kebanyakan tidak mempunyai barangnya, penipu akan mengambil foto gambar dari penjual lain atau dari internet. Perhatikan background dari foto-foto produk-produk yang dijualnya, jika latar belakangnya berbeda-beda dan sangat beragam, artinya dia memakai foto orang lain, tidak memiliki barang yang dijualnya. Toko atau penjual asli biasanya mengambil foto produknya tidak dengan latar belakang yang berbeda-beda, ntah di dalam toko, depan toko, background dengan label toko, dan lainnya. Tapi jika penjual menawarkan barang dengan foto yang latar belakangnya di depan/dalam toko yang berbeda-beda dan terlihat tidak nyambung, atau dengan label nama (watermark) yang berbeda-beda, maka kita perlu curiga.

Tidak semua penjual mau memberikan foto mukanya, karena memang tidak perlu. Penipu online memanfaatkan ini, mereka tidak akan keberatan mengirimkan foto muka atau KTP nya, yang sebenarnya kita tidak tahu itu foto dia atau bukan.

3. Komentar dan Follower

Sekarang ini untuk medsos dan toko online, follower bisa dibeli, termasuk komentar. Jangan terkecoh dengan follower yang banyak, apalagi kalau umur akunnya masih baru. Penipu online kebanyakan mematikan atau menonaktifkan kolom komentar, supaya tidak ada yang bisa komplain dan dilihat orang lain. Atau kalaupun diaktifkan, penjual ini tidak pernah membalas komentar atau pertanyaan dari orang lain di akunnya.

Jasa follower dan jual akun media sosial
Jasa follower dan jual akun media sosial

4. Tidak mau lewat rekber/marketplace/COD

Marketplace adalah tempat teraman untuk transaksi online, jika dia tidak terdaftar atau tidak mau melakukan pembayaran lewat marketplace (tokopedia, shopee, lazada, Bukalapak, dll) maka kecurigaan kita perlu bertambah. Walaupun memang ada beberapa orang yang tidak mau berjualan lewat marketplace, mungkin gaptek, orang tua, atau hanya berjualan sekali-sekali saja, dll. Untuk penjual yang seperti ini, kita bisa memakai rekber (rekening bersama), yaitu pihak ketiga yang memegang uang sementara dan meneruskan uang ke penjual setelah pembeli menerima dan tidak ada komplain tentang barangnya.

Penjual online penipu biasanya memaksakan untuk transfer ke rekeningnya sendiri, dan kesannya seperti terburu-buru, atau memaksakan lewat rekber pihak ketiga yang tidak ada reputasinya.

4. Umur akun

Hampir sebagian besar penjual penipu online memakai umur akun yang baru terdaftar. Ntah untuk akun media soaial facebook, instagram, tokopedia, shopee, BL dan lainnya. Karena akun-akun penipu ini tidak pernah bertahan lama, orang yang sudah tertipu pasti akan melapor, komplain, memberikan komentar, atau menyebar nama atau akun penipu ini, sehingga dia akan terus membuat akun baru yang masih bersih. Walaupun sebenarnya ada saja yang menjual akun yang sudah berumur, sehingga kelihatan sudah tua dan lebih bisa dipercaya.

Beberapa media sosial dan terutama marketplace belanja online selalu mencantumkan umur akun membernya, kapan bergabung, mulai berjualan, tanggal daftar dsb yang perlu kita periksa.

Contoh penipu online

Akun penjual sepeda ini ada di instagram, sepertinya dia banyak akun dan motifnya sama semuanya. Dia memakai nama akun mirip sereti toko sepeda online, tetapi pakai _ dan tidak mencantumkan alamat website di biografinya, tidak ada alamat, tidak ada email, hanya no WA.

Contoh penipu online di media sosial
Contoh penipu online di media sosial

Followernya banyak, mungkin banyak juga yang follow, karena harganya murah. Dia menjual sepeda lipat Dahon Ion Madison seharga Rp. 550.000, yang harga aslinya sekitar 5 jutaan, sangat tidak masuk akal. Dan yang anehnya, semua sepeda di tokonya harganya 550 ribu 😊

Kolom komentar dimatikan, supaya tidak ada yang bisa bertanya, semua hanya lewat DM atau WA agar tidak terlihat yang lain. Latar belakang gambar toko berbeda-beda, variasi sepeda sangat banyak. Tidak ada dan kemungkinan besar tidak mau bertransaksi lewat marketplace. Toko seperti ini bisa dipastikan adalah penjual online penipu.

Tips agar tidak tertipu belanja lewat media sosial

Penipuan belanja online terbanyak yang terjadi terjadi lewat media sosial, karena tidak ada pihak ketiga yang mengawasi, transaksi terjadi lewat komunikasi penjual dan pembeli langsung. Penjual penipu sama seperti penjual asli, biasanya masuk lewat facebook group komunitas, lewat tag populer, telegram, broadcast, lewat DM dan komentar. Walaupun masuk lewat komunitas group yang memiliki admin dan banyak anggota, biasanya pembeli akan digiring untuk masuk lewat PM/DM/WA, dan melakukan pembayaran langsung ke rekeningnya. Pembeli juga tidak mengkonfirmasi ulang di group  tentang rekam jejak dan reputasi penjual, atau tidak mau bertanya di group karena takut dibeli orang lain sebab harganya murah.

Transaksi media sosial banyak menawarkan barang pribadi atau barang bekas, jadi kelihatannya sedikit wajar kalau mereka meminta tansfer langsung ke rekening pribadi. Kebanyakan transaksi terjadi atas dasar percaya, tanpa sebuah sistem yang melindungi pembeli dan penjual. Bca juga tips membeli sepeda bekas.

Berikut ini beberapa tips yang bisa kita lakukan agar tidak tertipu lewat pembelian barang di media sosial:

1. Ketemuan langsung (COD)

bertemu langsung, dan transaksi offline pastinya lebih aman. Tidak semua penjual dan pembeli nyaman dengan cara COD (Cash On Delivery) atau bayar di tempat. Masalah waktu, tempat, deal, seringkali membuat COD bukan pilihan yang praktis. Banyak juga kasus COD yang berujung tidak enak bagi pembeli dan penjual, seperti terjadi pemerasan, pemaksaan, kabur, dll. Usahakan ketika bertemu langsung dan bayar di tempat, bertemu di tempat ramai, bawa teman untuk berjaga-jaga.

2. Bayar lewat marketplace

Membeli barang lewat marketplace seperti Tokopedia, Shopee, Lazada, Bukalapak dan lainnya akan lebih aman dan murah bagi pembeli. Marketplace akan bertindak sebagai pihak ketiga yang menerima uang pembayaran, dan akan mebayarkan kepada penjual hanya setelah pembeli setuju atau mengkonfirmasi barang sesuai dengan pembelian. Jika barang tidak sampai, cacat, rusak di kurir (pengiriman), tidak sesuai deskripsi, pembeli bisa melakukan komplain dan penjual tidak akan mendapatkan uangnya, dna pembeli bisa menerima uang kembali. Semua orang dengan nomor handphone atau email bisa mendaftar, baik sebagai pembeli atau penjual, tidak perlu bayar (gratis) dan prosesnya tidak lama. Tidak ada potongan pembayaran kepada penjual, kecuali penjual memakai fitur-fitur khusus, pembayaran bisa dilakukan lewat banyak cara, termasuk lewat Alphamart, dll. Jadi sebenarnya tidak ada alasan bagi penjual tidak mau menerima pembayaran lewat marketplace. Cukup mendaftar, upload barang dengan harganya sesuai kesepakatan dan berikan linknya ke pembeli.Pembeli juga sebenarnya bisa diuntungkan, selain karena lebih aman dan terjamin, banyak promo ongkos kirim, cashback, cicilan kartu kredit, bayar di tempat (COD) dari marketplace yang bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan harga yang lebih murah dan menguntungkan.

3. Bayar lewat rekening bersama

Transfer langsung ke rekening penjual agak riskan, karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi setelah uang masuk. Selain marketplace, ada cara lain yaitu escrow atau rekening bersama (rekber). Rekber mirip marketplace, tetapi pengiriman uangnya ke rekening pribadi pihak rekber. Ada banyak jasa rekber yang terpercaya di facebook, FB group, instagram yang bisa dipakai. Memang akan ada fee tambahan yang bisa dinegosiasikan apakah ditanggung pembeli atau penjual, tetapi lebih aman daripada kehilangan semua uang. Fee atau biaya rekber bisa berdasarkan persentase atau fix berdasarkan jumlah transaksi.

4. Minta bukti foto dan video

Jangan langsung percaya untuk foto atau video, termasuk bukti foto KTP dari penjual. Karena penjual yang menipu, biasanya memakai atau mengirim foto orang lain. Penipu itu bisa saja sudah meminta hal yang sama ke penjual aslinya, termasuk foto KTP, foto di tempat jasa kurir, dan sebagainya.

Untuk membuktikan dia memang memiliki barangnya, kita bisa meminta foto yang lebih spesifik, seperti foto dengan tulisan nama kita, foto dari sudut tertentu, foto dengan pose dua jari dan sebagainya.

5. Verifikasi penjual

Penipu online ini seringkali memposting dagangannya langsung ke group, terutama facebook dan telegram, atau whatsaapp, dan selanjutnya pembeli dan penjual berkomunikasi lewat jalur pribadi (PM/DM). Banyak yang tidak mengkonfirmasi atau bertanya lagi di group, karena takut barang yang murah tadi dibeli orang lain. Bahasanya: pas beli diam-diam, ketika sudah tertipu baru ribut di group. Padahal di group inilah kita bisa bertanya kepada teman-teman tentang pendapat mereka terhadap penjual, apakah ada yang sudah pernah bertransaksi, atau meminta bantuan teman untuk melihat barang kalau penjual ada di kota yang berbeda. Ada beberapa admin group yang memang hanya memperbolehkan penjual yang sudah mereka verifikasi, seperti KTP, toko, atau memang penjual yang sudah memiliki reputasi.

6. Periksa nomor HP dan nama/akun

Cara lain adalah dengan mencari di google, untuk nomor HP, nomor rekening, nama akun atau nama toko. Biasanya akan muncul hasil yang menceritakan tentang orang tersebut, bisa testimoni, alamat, nama, atau ada yang pernah komplain, ada yang pernah tertipu, sehingga kita bisa memutuskan akan lanjut apa tidak.

Tambahkan beberapa kata kunci ketika mencari di google, seperti no HP + penipu, misal: “08221452XXX penipu” atau toko, palsu, dan sebagainya.

7. Periksa nomor rekening

Tidak seperti no HP yang mudah untuk dibuat, walaupun membutuhkan pendaftaran, tetap saja orang bisa dengan mudah membeli dan mendapatkan nomor HP baru dengan mudah, tetapi tidak untuk nomor rekening. Prosesnya lebih sulit dan verifikasi bank lebih ketat, dan ada beberapa situs online yang menyimpan nomor rekening yang dilaporkan atau bermasalah. Setelah mendapatkan nomor rekening penjual, masukkan nama dan nomornya di website ini:

  • cekrekening.id : situs milik departemen kominfo, kita bisa memeriksa rekening, melihat apakah pernah dilaporkan. Disini kita juga bisa melaporkan rekening penipu atau yang bermasalah, termasuk mendaftarkan rekening kita sendiri untuk verifikasi jika akan berjualan atau kepercayaan dari pembeli.
  • kredibel.co.id : Sama fungsinya seperi cekrekening.id, kita bisa mencari nomor rekening tertentu, melihat rekomendasi apakah aman atau tidak, melaporkan, memberi review untuk nomor rekening tersebut, dan ada forum diskusinya juga. Di kredibel.co.id kita juag bisa memeriksa nomor telepon.
Contoh pemeriksaan nomor rekening yang wajib diwaspadai
Contoh pemeriksaan nomor rekening yang wajib diwaspadai

Kalaupun tidak ada peringatan dari website di atas, bukan berarti aman. Pertimbangkan lagi faktor-faktor lainnya di atas, jangan terburu-buru dan terlalu nekat.

Mencari toko tepercaya di marketplace

Walaupun lebih terjamin, bukan berarti 100% penjual dan belanja online di marketplace aman, tetap saja ada penipu yang perlu diwaspadai. Kalau di marketplace memang lebih susah untuk tertipu uang secara utuh, lebih banyak karena barang tidak sesuai deskripsi, atau penjual tidak mengirim barang, barang rusak pada pengiriman, dll. Walaupun kita bisa saja mendapatkan uang kita kembali, tetapi waktu kita terbuang banyak disini, proses mediasi dengan pihak marketplace/kurir, harus memesan barang kembali, atau mengirim balik barang sebelum uang dikembalikan.

1. Lihat reputasi, testimoni, jumlah transaksi, bintang, rating penjual

Luangkan waktu untuk melihat reputasi, testimoni, waktu repon penjual, berapa banyak transaksi suksesnya, berapa banyak transaksi yang ditolak, berapa lama umur tokonya, dan jika perlu chat langsung dengan penjualnya. Penjual dengan label power seller, star seller, bintang/reputasi tinggi biasanya lebih terpercaya, karena penjual ini sudah melakukan banyak transaksi sukses, dan melewati verifikasi identitas oleh pihak marketplace. Toko atau penjual baru yang belum memiliki reputasi juga tidak masalah, sebaiknya chat dengan mereka untuk hal-hal yang ingin ditanyakan. Penjual baru yang baik malah biasanya memberikan layanan yang lebih bagus, karena belum banyak pelanggan dan demi mencari reputasi.

Periksa reputasi-jumlah transaksi-rating-bintang dari penjual online
Periksa reputasi-jumlah transaksi-rating-bintang dari penjual online

2. Jangan bayar langsung ke rekening penjual

Jangan pernah mau untuk ajakan melakukan transaksi diluar marketplace oleh penjual. Transaksi ini tidak akan dijamin dan diawasi lagi oleh marketplace, dan jika terjadi masalah pihak marketplace tidak bisa membantu. Jika ada seller yang meminta pembayaran diluar marketplace, laporkan langsung ke CS MP tersebut.

3. Dropship

Seringkali kita melihat foto dan deskripsi untuk produk yang sama muncul berulang-ulang dengan penjual yang berbeda di marketplace, hal ini biasanya terjadi karena dropship. Dropship adalah orang yang menjual barang milik orang lain, mirip seperti makelar. Barang dari marketplace A dijual kembali di marketplace B dengan harga yang dinaikkan, atau dari sumber lain dijual ke marketplace tertentu.

Dropship bukan penipu, hanya orang yang mencoba mengambil untung dengan modal kecil (tanpa modal). Ketika pesanan masuk, dia akan memesan kembali ke penjual aslinya, untuk dikirimkan ke alamat pemesan yang masuk kepadanya. Banyak dropshipper yang hanya mengcopy paste foto dan deskripsi barang dari penjual aslinya, atau memakai tool yang bisa melakukannya secara otomatis termasuk mark up harga, sehingga marketplace penuh dengan barang-barang dengan foto dan deskripsi yang sama.

Dropship barang otomatis ke toko online
Dropship barang otomatis ke toko online

Kekurangan membeli dari dropship adalah, barang belum tentu ready, harganya juga belum tentu update, karena ketika penjual asli yang memiliki barang mengganti harga, kehabisan stok, belum tentu diupdate juga oleh dropship ini. Dropship amatir biasanya komunikasinya lama (karena dia harus bertanya lagi ke penjual asli), dan penolakan pesanan cukup tinggi.

4. Dokumentasikan unboxing

Untuk mengantisipasi barang yang bermasalah ketika belanja online (rusak, tidak sesuai, dll) kita perlu memberikan bukti ke marketplace agar uang kita bisa kembali. Sebaiknya dokumentasikan ketika menerima dan membuka paket, dokumentasi video mungkin akan lebih jelas dan valid. Tanpa bukti yang jelas, akan sulit untuk mengkomplain ke pihak penjual dan marketplace untuk mendapatkan penggantian barang atau uang.

Modus baru penipuan di marketplace

Walaupun marketplace lebih aman, tetapi penipu online juga semakin canggih dan memanfaatkan ketidakpahaman pembeli.

  • Modus link
    Modus link ini ketika seller meminta pembeli membayar lewat link yang diberikan lewat DM, WA, chat, dll kepada pembeli. Link ini akan membawa pengunjung masuk ke website yang solah-olah mirip dengan tokopedia/shopee dll, dan meminta pembayaran transfer ke rekening tertentu atau pembayaran via credit card. Yang tentu saja uangnya atau data kredit cardnya akan dipakai oleh penipu untuk kepentingan sendiri. Jangan pernah mau membayar di luar jalur remi marketplace.
  • Modus passowrd/OTP
    Uang dari pembeli hanya akan masuk ke rekening penjual, setelah pembeli mengkonfirmasi atau menekan tombol transaksi selesai, atu sejenisnya. Cara password/OTP ini adalah pihak seller penipu akan mencoba untuk masuk ke akun pembeli dan menekan transaksi selesai, padahal barang tidak dikirim atau tidak ada. Penjual penipu atau pihak lain ini akan mencoba mengirim sms, telepon ke pembeli dengan alasan hadiah, virifikasi, untuk tracking barang dan lainnya, untuk mendapatkan kode OTP atau passsword agar bisa masuk ke akun pembeli dan menyelesaikan transaksi sendiri. Jangan pernah mau membagi passowrd, atau kode OTP kepada siapapun, termasuk dari CS atau pihak marketplace sendiri.
Follower dan reputasi untuk toko online marketplace
penambah Follower dan penjual reputasi untuk toko online marketplace

Apa yang dilakukan setelah tertipu online

Tidak ada yang mau kejadian ini terjadi, tanpa jaminan oleh rekber dan marketplace akan sulit untuk mendapatkan uang kembali. Tetapi ada beberapa hal yang bisa kita lakukan:

1. Siapkan barang bukti

Hal pertama yang wajib disiapkan adalah membuat dokumentasi yang teratur, rapi, bisa dipahami sebagai barang bukti. Bisa memasukkan percakapan WA, chat, email, bukti transfer, rekening bank, kartu identitas, foto barang dan sebagainya. Agar barang bukti lengkap, bisa dipahami, dan tidak berbelit-belit sehingga mudah untuk diproses.

2. Lapor ke mediator

Jika melakukan transaksi lewat pihak ketiga (rekber atau marketplace), lapor kepada mereka terlebih dahulu, untuk memproses pengembalian uang atau negosiasi mencari solusi lain yang bisa diterima kedua belah pihak untuk penggantian kerugian.

3. Lapor ke polisi

Banyak yang tidak melaporkan penipuan online ini ke pihak berwajib atau polisi, karena malas, sudah pasrah dan ikhlas, atau tidak tahu prosedurnya. Sebenarnya kita cukup datang ke kantor polisi dengan barang bukti yang sudah kita siapkan, dan polisi pun harusnya siap membantu. Sebenarnya kita ke polisi mungkin tidak akan mengembalikan uang, tetapi supaya pelaku penipu tertangkap dan jera, dan juga mencegah munculnya penipu-penipu online lainnya.

Berapa pun jumlah penipuan atau kerugian sebebanrnya bisa dilaporkan ke pihak berwajib, untuk kerugian di bawah 2.5 juta akan dikategorikan sebagai pidana ringan. Kita juga bisa mengumpulkan korban yang sama, sehingga tingkat kerugiannya bisa dikategorikan sebagai pidana berat. Hanya memang kadang, mungkin karena keterbatasan personil, sumberdaya, atau tingkatan prioritas, tidak semua laporan ini terselesaikan oleh polisi.

4. Lapor ke bank

Kita tidak bisa melapor langsung ke bank untuk mendapatkan informasi pelaku, atau memblokir rekeningnya, apalagi meminta uang kembali. Bank tidak mempunyai wewenang untuk itu, mereka memerlukan laporan atau perintah yang jelas dari pihak yang berwajib. Kit ahrus membawa surat laporan atau surat perintah dari kepolisian atau yang terkait, agar bank bisa melakukan tindakan terhadap rekening pelaku. Biasanya yang terjadi adalah, berdasarkan surat laporan/perintah polisi, bank akan memblokir dan membekukan rekening penipu online. Jika pelaku ingin mengaktifkan rekeningnya, maka dia harus datang ke bank, mungkin bisa berdamai dengan mengembalikan uang korbannya, atau menempuh jalur hukum.

5. Lapor online untuk membantu orang lain juga

Selain itu, kita juga bisa memberikan informasi terkait penipuan belanja online ini ke media sosial, group dan sebagainya. Mungkin ada yang bisa membantu mencari pelaku, ada korban yang sama, atau setidaknya agar orang lain tidak mengalami penipuan dari orang yang sama.

Termasuk melapor ke beberap situs online seperti yang di atas: cekrekening.id, kredibel.co.id, atau lapor.go.id (website pemerintah untuk Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat, yang akan diterukan laporannya ke instansi terkait).


Saya pikir hal ini tidak hanya perlu diketahui oleh pembeli, tetapi juga penjual. Karena supaya lebih waspada, pembeli akan banyak cross check, bertanya, dan cerewet dan banyak permintaan kepada penjual. Supaya penjual juga paham dan sedikit sabar kalau pembeli kadang terlalu banyak bertanya ketika membeli barang, untuk menghindari penjual penipu online ini, karena jumlah penipu ini tidak sedikit.

Mudah-mudahan hal di atas bisa membantu untuk belanja online yang lebih aman dan nyaman. Bagi yang memiliki tips lain untuk belanja online yang aman, bisa tambahkan komentar di bawah.

 Terima kasih..