sepeda roda tiga untuk difabel
sepeda roda tiga untuk difabel

Para Cycling – Balap Sepeda Difabel

Difabel, disabilitas, atau disabilty (keterbatasan diri) adalah istilah yang meliputi gangguan, keterbatasan aktivitas, dan pembatasan partisipasi seseorang. Difabel dapat bersifat fisik, kognitif, mental, sensorik, emosional, perkembangan atau beberapa kombinasi dari ini.

Istilah difabel dan disabilitas sendiri memiliki makna yang agak berlainan. Difabel (“different ability” berarti kemampuan berbeda) didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki kemampuan dalam menjalankan aktivitas berbeda bila dibandingkan dengan orang-orang kebanyakan, serta belum tentu diartikan sebagai “cacat” atau disabled. Sementara itu, disabilitas (disability) didefinisikan sebagai seseorang yang belum mampu berakomodasi dengan lingkungan sekitarnya.

Atlet-atlet difabel mempunyai ajang kompetisi olahraga sendiri. Salah satunya adalah Asian Para Games atau Pesta Olahraga Difabel Asia yang diselenggarakan pada 2018 lalu di Indonesia, Asian Para Game sendiri diselenggarakan setiap 4 tahun, beriringan dengan Asian Games, diatur oleh Komite Paralimpiade Internasional atau International Paralympic Committee (IPC). Untuk kompetisi seluruh negara di dunia, ajangnya adalah Paralimpiade atau Paralympic Games, yang juga diadakan setiap 4 tahun, setelah Olimpiade, yang diatur juga oleh (IPC). Peserta untuk para games adalah atlet yang mengalami cacat fisik, mental dan sensoral. Cacat ini termasuk dalam ketidakmampuan dalam mobilitas, cacat karena amputasi, gangguan penglihatan dan mereka yang menderita cerebral palsy.

Para Cycling atau Balap Sepeda Difabel

Salah satu cabang yang diperlombakan pada kejuaraan difabel adalah para cycling atau balap sepeda difabel. Cabang olahraga para cycling mulai dikembangkan sejak 1980, awalnya dibuat hanya untuk atlet tunanetra, yang berkompetisi menggunakan sepeda tandem. Tetapi sekarang bisa juga diikuti oleh atlet difabel lannya (dengan kriteria tertentu). Tergantung dari keterbatasan atlet, balap sepeda difabel tidak harus menggunakan sepeda yang biasa, tetapi bisa juga memakasi sepeda roda tiga, atau sepeda tandem.
Cabang balap sepeda difabel jalan raya ikut menjadi bagian dari Paralympic sejak 1984 yang diadakan di Stoke Mandeville & New York. Dengan perlombaan track yang pertama kali diadakan di Atalanta 1996.
Klasifikasi untuk kejuaraan resmi balap sepeda difabel, diatur oleh Union Cycliste Internationale (UCI), yang juga mengatur kejuaraan balap sepeda lainnya.
Untuk para cycling, tidak semua jenis disabilitas bisa mengikuti cabang olahraga balap sepeda difabel ini. Jenis disabilitas yang bisa mengikuti perlombaan para cycling adalah yang mengalami:

  • Kekuatan otot terganggu
  • Athetosis
  • Gangguan gerakan pasif pasif (Impaired passive range of movement)
  • Hypertonia
  • Kekurangan anggota gerak (Limb deficiency)
  • Ataxia
  • Perbedaan panjang kaki
  • Kerusakan Visual

“Paralimpiade berbeda dengan Olimpiade Khusus, yang dimaksud pada Olimpiade Khusus adalah untuk atlet-atlet yang mengalami cacat intelektual.”

Kelas dari balap sepeda difabel

Berdasarkan dari perbedaan kemampuan dan disabilitasnya, atlet para cycling akan dibagi menjadi kelas yang berbeda, agar memiliki kekuatan yang seimbang.
Secara umum, atlet yang memiliki keterbatasan fisik dapat menggunakan dengan handcycle, tricycle atau sepeda roda dua. Atlet dengan gangguan penglihatan akan menggunakan sepeda tandem dengan bantuan “pilot” yang bisa melihat, untuk mengarahkan sepeda. Dari setiap jenis balapan, akan dibagi lagi menjadi kelas-kelas, tergantung dari kategori disabilitasnya.

Pembagian kelas

Pembagian jenis- jenis dan kelas-kelas pada balap sepeda paragames dan paralympic adalah sebagai berikut:

  • Cycling (C)
    Atlet memiliki gangguan fisik yang mencegah mereka dari berkompetisi dalam kompetisi “umum” tetapi masih bisa menggunakan “sepeda standar”. Atlet sepeda yang termasuk kelas C adalah yang memiliki kekurangan pada tangan dan kaki, seperti amputasi atau kelumpuhan. Perlombaanya menggunakan sepeda roda dua, yang bisa dimodifikasi pada handlebars (stang) atau membuat pedal untuk kaki palsu, tergantung kepada kebutuhan atlet. Dibagi lagi menjadi kelas berdasarkan tingkatannya:
    • C1: spastisitas hemiplegia berat atau diplegik; athetosis berat atau ataksia; bilateral melalui amputasi lutut, dll.
    • C2: hemiplegia moderat atau spastisitas diplegik; athetosis sedang atau ataksia; unilateral di atas amputasi lutut, dll.
    • C3: hemiplegia moderat atau spastisitas diplegik; athetosis sedang atau ataksia; bilateral di bawah lutut atau unilateral melalui amputasi lutut, dll.
    • C4: hemiplegia ringan atau spastisitas diplegik; athetosis ringan atau ataksia; unilateral di bawah lutut atau bilateral di bawah amputasi siku, dll.
    • C5: spatisipas monoplegik ringan; amputasi lengan unilateral (di atas atau di bawah siku), dll.
Muhammad Fadli Immamudin - C4 individual pursuit
Muhammad Fadli Immamudin – C4 individual pursuit
  • Handbike atau Hand Cycling (H)
    Atlet memiliki panjang tungkai kaki yang lebih tidak sama (pendek sebelah), atau gangguan seperti amputasi atau kelumpuhan tungkai bawah atau gangguan fungsi motorik, yang mengharuskan penggunaan mengayuh atau gowes sepeda dengan tangan. Kelas H1-H4 menggunakan sepeda roda tiga, yang digunakan sambil berbaring, sedangkan H5 sambil berlutut. Dasar pembagian kelasnya:
    • H1: tetraplegics dengan kerusakan ekstremitas atas berat ke vertebra C6
    • H2: tetraplegics dengan kerusakan tungkai bawah minor dari C7 melalui T3
    • H3: lumpuh dengan gangguan dari T4 melalui T10
    • H4: lumpuh dengan gangguan dari T11 ke bawah, dan orang yang diamputasi tidak dapat berlutut
    • H5: atlet yang bisa berlutut di sepeda, kategori yang mencakup paraplegis dan diamputasi
balap sepeda difabel dengan handcycle
balap sepeda difabel dengan handcycle
  • Tricycle (T)
    Atlet mengalami jenis disabilitas yang mempengaruhi keseimbangannya. Mereka menggunakan sepeda roda tiga untuk memberikan keseimbangan yang lebih dari pada sepeda roda dua. Atlet sepeda roda tiga dibagi menjadi dua kelas, T1 dan T2. Kelas T1 dialokasikan untuk atlet dengan masalah koordinasi yang lebih signifikan atau kehilangan kekuatan otot daripada atlet yang bersaing di kelas T2.
Tricycle untuk balap sepeda disabilitas
Tricycle untuk balap sepeda disabilitas
  • Blind/VI dan Tandem (B)
    Untuk atlet yang buta atau tunanetra. Mereka berlomba menggunakan sepeda yang bisa dinaiki dua orang yang dikenal sebagai sepeda tandem, dengan “pilot” yang bisa melihat di kursi depan. Tidak semua pembalap profesional bisa menjadi pilot, di bawah aturan UCI, yang bisa menjadi pilot adalah pengendara sepeda profesional yang tidak aktif selama 12 bulan dalam tur profesional UCI apa pun (sejak 1 Jan atau awal tahun) atau yang terpilih untuk tim nasional mana pun dalam kejuaraan yang disetujui UCI, kecuali Master (lebih dari 40 tahun). Peraturan ini untuk mencegah adanya keuntungan atau kelebihan dengan memakai “pilot” yang profesional.
    Dibagi menjadi kelas:
    • B1: Para atlet ini memiliki ketajaman visual yang sangat rendah dan / atau tidak memiliki rpersepsi terhadap cahaya.
    • B2: Atlet dengan kelas olahraga B2 memiliki ketajaman visual yang lebih tinggi daripada atlet  di kelas olahraga B1 dan / atau bidang visual dengan radius kurang dari 5 derajat.
    • B3: Atlet dengan kelas olahraga B3 (atau yang setara) memiliki gangguan penglihatan paling parah yang memenuhi syarat untuk olahraga Paralimpik. Mereka memiliki ketajaman visual tertinggi dan / atau bidang visual dengan radius kurang dari 20 derajat.

Dan Semua atlet dari kelas B1, B2, B3, berlomba dalam perlombaan yang sama.

Paracycling tandem
Paracycling tandem
Walaupun secara umum atlet yang tercepat yang menjadi pemenang, pada paralympic dan para games sepeda difabel mempunyai penilaian lain yang disebut “factoring” atau pembobotan. Hal ini digunakan ketika perlombaan pada kelas campuran atau dari kelas yang berbeda-beda. Perhitungannya memakai perkalian dari jarak atau waktu. Contohnya, jika atlet C3, C4, C5 berlomba bersamaan, factor pada atlet C5 adalah 100%, 98% untuk atlet C4, 93% pada atlet C3, akan digunakan sebagai pengali atau pembobot terhadap waktu tempuhnya masing-masing.

Jenis arena perlombaan

Sedangkan berdasarkan tempat atau arena berlomba, sama seperti balap sepeda biasa, para cycling bisa berlomba di:

  • Road Event (Jalan Raya)
    Lomba yang dilakukan pada jalan raya atau jalan umum atau lintasan tertutup, untuk pria dan wanita, untuk semua kelas. Kategori perlombaannya dibagi menjadi: Road race (pria dan wanita), Individual time trial (pria dan wanita), Relay Handcycling.
    Berikut daftar lengkap perlombaan untuk balap sepeda difabel track:
    • H2 Road Race (pria)
    • H3 Road Race (pria)
    • H4 Road Race (pria)
    • H5 Road Race (pria/wanita)
    • H2-3-4 Road Race (wanita)
    • C1-2-3 Road Race (pria/wanita)
    • C4-5 Road Race (pria/wanita)
    • B Road Race (pria/wanita)
    • T1-2 Road Race (pria/wanita)
    • H1 Time Trial (pria)
    • H2 Time Trial (pria)
    • H3 Time Trial (pria)
    • H4 Time Trial (pria)
    • H5 Time Trial (pria)
    • H1-2-3 Time Trial (wanita)
    • H4-5 Time Trial (wanita)
    • C1 Time Trial (pria)
    • C2 Time Trial (pria)
    • C3 Time Trial (pria)
    • C4 Time Trial (pria/wanita)
    • C5 Time Trial (pria/wanita)
    • C1-2-3 Time Trial (wanita)
    • B Time Trial (pria/wanita)
    • T1-2 Time Trial (pria/wanita)
    • H2-5 Team Relay (gabungan)
Untuk mengetahui informasi dan peraturan umum pada cabang balap sepeda, baca di halaman: Kategori dan Jenis Balap Sepeda.
  • Track Event
    Lomba yang dilakukan pada arena khusus balap sepeda umumnya adalah velodrome atau lintasan khusus balapan sepeda, untuk pria dan wanita, tetapi hanya untuk kelas Standard Bicycle C1 – C5 and Tandem B. Kategori perlombaannya dibagi menjadi: Team sprint (pria dan wanita, gabungan), 500m time trial (pria dan wanita) atau kilometre time trial (pria dan wanita),dan Individual pursuit (pria dan wanita).
    Berikut daftar lengkap perlombaan untuk balap sepeda difabel track:
    • C1-2-3 Kilo (pria)
    • C1-2-3 500m (wanita)
    • C1-5 Team Sprint (gabungan)
    • C4-5 Kilo (pria)
    • C4-5 500m (wanita)
    • C1 Pursuit (pria)
    • C2 Pursuit (pria)
    • C3 Pursuit (pria)
    • C4 Pursuit (pria/wanita)
    • C5 Pursuit (pria/wanita)
    • C1-2-3 Pursuit (wanita)
    • B Kilo (pria/wanita)
    • B Pursuit (pria/wanita)

Format perlombaan dan jarak bisa beragam, tergantung dari jenis perlombaan, tetapi semuanya biasanya mengacu atau sama dengan yang diperlombakan pada Olimpiade. Semua atlet dan pasangan tandemnya, harus memiliki lisensi balap internasional yang aktif dari UCI.

Indonesian Paragames 2018

Pesta Olahraga Difabel yang diadakan di Jakarta, Indonesia tahun 2018 (6-13 Oktober) adalah Pesta Olahraga Difabel Asia ke-3, dan juga kali pertama Indonesia menjadi tuan rumah untuk acara ini. Untuk balap sepeda, perlombaan pada event ini akan dilangsungkan di dua tempat, yakni Sirkuit Internasional Sentul untuk Road, dan Velodrome Internasional Jakarta untuk Track.

Indonesian Paragames 2018 Official Logo and Mascot
Indonesian Paragames 2018 Official Logo and Mascot
The Mascot
MOMO (motivation and mobility) is the official mascot of the Asian Para Games 2018. The mascot is a graphic visualization of Bondol Eagle (haliastur indus). The eagle only lives in 1000s’ island (pulau seribu) area with easily recognized bright white color from head to chest, while other part of its body is dark brown. Due to it’s small population, Bondol eagle is categorised as endangered species by the United Nations.
The Logo
The concept that is brought this year is ‘Harmony’, which is a form of harmonious and balance within the natural environment and our surroundings in living the life The circle shaped logo representing harmony/balance that is formed by the diversified nations all over Asia, altogether harmoniously shines to the world as ‘The Energy of Asia’. Collection of pieces forming a circle represents the silhouette of Gelora Bung Karno Stadium from top view. Gelora Bung Karno will be the main venue of the Asian Games 2018 Silhouette of a moving man in the center of the circle symbolize a form of movement of ‘The Energy of Asia’, the movement of Asian Para Games 2018 athletes achieving victory. The 3 curves in 3 colors surrounding the man’s silhouette serve as the diversified nations of Asia that move all together as a unity in harmony for mutual achievement.
Blue : represents the sky
Orange : represents the sun
Green : represents nature Purple : represents proximity
Red : represents spirit The sky,
The sun and Nature are the three basic elements in Asian philosophy of Living, in which togetherness is one of the most important factor in a way of living as well. The color purple that represent wisdom, loyalty and pride is the spirit of solidarity.

*(Dari : http://ina2018apg.id)
Indonesia mengirimkan 14 atlet, dengan mengikuti 27 jenis perlombaan dari total 27 yang dipertandingkan, dan mengikuti perlombaan Kategori H, kategori C, dan kategori B.
Indonesia meraih satu emas dari cabang balap sepeda difabel, dipersembahkan oleh Muhammad Fadli Immamudin, dari nomor men’s C4 individual pursuit.

Perolehan medali para cycling Asian Para Games 2018

Peringkat NPC Emas Perak Perunggu Total
1  China (CHN) 10 4 1 15
2  South Korea (KOR) 7 2 1 10
3  Malaysia (MAS) 5 8 4 17
4  Japan (JPN) 3 2 4 9
5  Indonesia (INA) 1 8 8 17
6  Philippines (PHI) 1 0 2 3
7  United Arab Emirates (UAE) 0 2 0 2
8  India (IND) 0 0 1 1
 Iran (IRI) 0 0 1 1
 Singapore (SGP) 0 0 1 1
Totals (10 NPC) 27 26 23 76

Untuk hasil detail dari setiap cabang atau kategori yang diperlombakan, bisa dilihat di halaman Wikipedia: https://en.wikipedia.org/wiki/Cycling_at_the_2018_Asian_Para_Games