Single Oval Chainring Sepeda Gunung
Single Oval Chainring Sepeda Gunung

Mau memakai chainring yang oval?

Banyak yang masih meragukan chainring lonjong ini, karena memiliki kelebihan dan kelemahan yang tidak cocok untuk semua orang.

Oval atau elliptical chainrings atau chainring lonjong bukanlah barang baru pada sepeda. Fitur ini sudah dikenal sejak sekitar akhir tahun 1970an, diperkenalkan oleh Edmond Polchlopek, dan terus berkembang sampai sekarang. Banyak yang sudah memakai chainring yang lonjong ini, walaupun jumlahnya belum mengalahkan chainring tradisional yang bulat.

Oval chainring

Chainring atau chainwheels sproket atau gerigi yang terhubung dengan cran, lengan crank (crankarms) dan pedal. Crankset (US) atau chainset (UK) merupakan istilah untuk kumpulan dari chainring atau chainwheels.
Oval chainring adalah chainring sepeda yang berbentuk tidak bulat. Bentuknya bisa berbeda-beda tergantung dari merk dan pabrikan, ada oval yang simetris, ada oval yang tidak simetris juga.
Bentuk bulat memiliki jari-jari yang sama panjang pada semua sisinya, tetapi oval atau lonjong tidak semua sisi memiliki jari-jari yang sama panjang.

Chainring Sepeda Oval vs Bulat
Chainring Sepeda Oval vs Bulat (Source: worldwidecyclery.com)

Optimasi Kekuatan

Chainring bulat ini diklaim memberikan performa sepeda yang lebih bagus, memaksimalkan kekuatan pada saat bersepeda. Ketika kita mengayuh pedal sepeda, posisi kayuhan terkuat adalah ketika pedal pada posisi horizontal/datar, atau ketika kaki menekan ke bawah, karena terbantu oleh gravitasi, dinamakan dengan power phase atau power zone. Dan posisi kayuhan terlemah adalah pada saat posisi pedal vertikal, ketika kaki harus mengayuh ke depan atau belakang, dinamakan dengan dead spot. Chainring oval mengakomodir perubahan kekuatan ini, memperbanyak kekuatan pada power phase, serta mengurangi dead spot.

Power Zone dan Recovery Zone pada Chainring lonjong
Power Zone dan Recovery Zone pada Chainring lonjong

Otot manusia tidak seperti mesin yang bisa mempunyai kekuatan yang sama ke segala arah. Mendorong, menarik, tekan ke kiri-kanan atau atas-bawah, kidal, pasti ada perbedaan kekuatan otot ketika melakukannya, baik dengan oto kaki atau otot tangan. sehingga ketika kita bekerja pad suatu yang bulat, juga ada perbedaan kekuatan pada sisi yang berbeda.

Menurut hasil penelitian para ahli, lebih banyak yang mengatakan ada nya peningkatan atau performa yang sama saja, dibandingkan dengan yang mengatakan adanya penurunan performa sepeda.
Baca: http://ro.ecu.edu.au/cgi/viewcontent.cgi?article=7377&context=ecuworks
Beberapa studi menyimpulkan bahwa pemakaian oval chainring pada sepeda, membuat penggunaan otot yang lebih banyak (dibanding chainring bulat), tetapi dengan tekanan/tegangan yang lebih rendah. Karena beban dari kayuhan sepeda, lebih menyebar ke banyak otot.
Dengan bentuk yang oval, ada perbedaan kekuatan yang terjadi. Biasanya terdapat perbedaan sekitar 10% antara power phase dengan dead spot. Contohnya chainring oval 32T, memiliki kekuatan seperti 34T pada power phase, dan memiliki kekuatan seperti 30T pada dead spot. Sehingga sepeda sepeda memiliki gear ratio yang berbeda pada satu chainring.

Animasi kekuatan pedal pada oval chainring
Animasi kekuatan pedal pada oval chainring

Sehingga pada saat pedal dikayuh, akan terasa berat-ringan-berat-ringan. Fluktuasi atau perubahan rasa dan kekuatan pada pedal ini akan terasa aneh awalnya, tetapi akan hilang dan terbiasa dengan seiring waktu.
Perasaan yang tidak biasa, juga akan terjadi ketika kayuhan pertama setelah berhenti. Tergantung pada posisi pedal, bisa lebih berat atau lebih ringan dari yang kita harapkan.
Efektifitas dari chainring oval ini, ketika bagian yang berat akan lebih lama memutar roda dibandingkan dengan bagian yang ringan. Walaupun susah diukur secara angka untuk keuntungannya ketika bersepeda, akan lebih terasa pada sepeda gunung. Ketika melewati lumpur, atau pasir, sangat diuntungkan ketika kayuhan pada dead spot lebih cepat hilang, sehingga sepeda tidak banyak kehilangan momentum untuk melaju.
Sama seperti chainring bulat, sistem chainring ini bisa dipakai pada multi chainring, atau juga single chainring atau 1x.

Kelebihan dan Kekurangan

Bentuk chainring yang tidak umum ini, tentu saja memiliki pro dan kontra. Berikut beberapa kelebihan dan kekurangan yang bisa diakibatkan oleh pemakaian chainring oval pada sepeda:

Kelebihan:

  • Memaksimalkan atau meningkatkan efisiensi kekuatan kayuh pedal.
  • Kayuhan lebih mulus dan teratur, mengurangi tekanan dan tegangan pada otot kaki.
  • Meningkatkan akselerasi dan cadence pedal.
Osymetric chainring pada road bike
Osymetric chainring pada road bike

Kekurangan:

Hal ini yang mungkin membuat oval chainring masih belum dipakai sebanyak chainring bulat. Dengan mengatasi kekurangan dari oval chainring di bawah, seharusnya tidak akan menurunkan performa bersepeda ketika menggunakan oval chainring.

  • Ketika pertama menggunakan chainring oval, biasanya kurang nyaman pada otot. Karena otot belum terbiasa dengan pola tekanan dari chainring oval.
  • Perlu waktu yang cukup lama untuk beradaptasi dengan bentuk chainring yang tidak umum ini.
    Ada tahap-tahap yang harus dibiasakan dan dilatih agar otak dan otot kita terbiasa.
    – Peningkatan cadence
    – Optimasi keseimbangan otot
    – Adaptasi terhadap chainring oval. Beberapa orang mulai terbiasa dan nyaman setelah pemakaian beberapa bulan. Karena mengubah kebiasan otot, otak, dan insting bersepeda tidaklah secepat yang kita mau.
  • Kelebihannya lebih banyak terasa pada sepeda gunung dibandingkan pada sepeda balap. Kecuali untuk pembalap yang bertenaga ekstra.
  • Membutuhkan bantuan teknis untuk pemasangan dan pengaturan FD (Front Derailleur) pada sepeda.

Bentuk chainring oval

Tidak semua oval chainring memiliki bentuk yang sama, biasanya tingkat kelonjongan dinyatakan dalam satuan persen.

Nilai kelonjongan = ovality = ((diameter terpanjang/diameter terpendek) – 1 ) x 100%
Tingkat kelonjongan atau ovality pada chainring
Tingkat kelonjongan atau ovality pada chainring (Source: www.cornant.uk)

Tingkat keovalan atau kelonjongan (ovality) chainring, mempunyai karakteristik dan performa yang berbeda, sehingga bisa disesuaikan dengan gaya dan tujuan bersepeda. Tidak ada aturan bakunya, tetapi secara umum, tabel di bawah menjelaskan tingkat kelonjongan yang dianjurkan pada sepeda sesuai dengan tujuannya.

Jenis Sepeda Chainring luar   Chainring  tengah Chainring dalam
Road racing double chainset round 7%
fixed-wheel 7%
Road touring double chainset 20% 30%
triple chainset 20% 30% 40%
hub gears 10%
Off-road racing round 7% 14%
touring 20% 30% 40%
trials 30% 45% 70%
BMX 10%

Chainring luar: Chainring yang paling jauh dari frame sepeda, atau chainring terbesar.
Chainring dalam: Chainring yang paling dekat dengan frame sepeda, atau chainring terkecil.

Baca juga : BCD (Bolt Circle Diameter)

Kesimpulan

Memang masih banyak perdebatan tentang oval chainring, tetapi teknologinya juga terus berkembang menuju produk yang lebih bagus lagi. Penelitian dan angka-angka yang menyatakan peningkatan performa bukan dari data yang tidak beralasan.

“Oval chainring tidak untuk semua orang.”

Mungkin ada sedikit mark-up dari industri atau sponsor agar lebih menarik, tetapi harusnya tidak banyak. Apakah chainring oval ini lebih bagus atau layak dibeli? Begini kesimpulan saya:

1. Yang mau mencoba sesuatu yang baru dengan konsisten.
Merubah kebiasaan adalah hal yang tersulit. bagi orang yang memiliki konsistensi untuk mencoba, dan niat yang kuat, maka oval chainring ini layak untuk dicoba. Karena performanya baru akan terasa dalam waktu yang agak dan bahkan cukup lama.
2. Pasang dan atur dengan benar.
Tidak semua chainring oval plug and play. Beberapa membutuhkan skill dan pengetahuan mekanika sepeda agar bisa terpasang dengan baik dan benar. Penambahan aksesoris kecil, merubah panjang rantai, modifikasi komponen, pengaturan shifter, kadang harus dilakukan agar chainring oval lancar. Untuk chainring lonjong ini, bottom bracket masih menggunakan bottom bracket yang sama dengan chainring bulat. Komponen yang bunyi-bunyi, longgar, shifting macet, harusnya bisa diatasi jika secara teknis terpasang dengan baik.
3. Lebih terasa pada tanjakan dan jalan yang kurang bagus.
Efisiensi dan efektifitas chainring oval lebih banyak terasa pada jalan menanjak atau jalan offroad, tempat yang membutuhkan tenaga ekstra, atau kehilangan momentum bersepeda. Tidak banyak terasa pada jalan datar dan turunan, karena otot tidak dipaksa untuk bekerja lebih.

Merk terkemuka chainring oval

Memakai komponen yang berkualitas akan menjamin presisi dan efisiens. Banyak merk dari chainring oval yang bisa kita temui sekarang, berikut adalah merk chainring oval yang terkemuka.

absoluteBLACK
Studi yang dikoordinir oleh University of Primorska – Slovenia, menunjukkan adanya peningkatan ketika menggunakan chainring oval dari absoluteBLACK dibandingkan chainring bulat. Efektifitas tekanan padal meningkat sampai 9%, konsumsi oksigen berkurang 7%, pernafasan berkurang 15%, dan heart rate (detak jantung) berkurang sampai 10% ketika menggunakan chainring oval dibandingkan chainring bulat. Artinya? Singkatnya, kita menggunakan tenaga yang lebih sedikit untuk menghasilkan power atau kecepatan yang sama saat bersepeda, sehingga kita bisa bersepeda lebih jauh dan lebih cepat.
Kamu akan merasa kayuhan yang lebih “bulat” dengan oval chainring dibandingkan chainring normal.

Oval chainring absoluteblack untuk sepeda balap
Oval chainring absoluteblack untuk sepeda balap

Woolf Tooth
Dengan Power Trac Elliptical (PTE) rings, diameter yang lebih besar pada chainring menggerakkan pada titik optimal ketika pedal dikayuh ke bawah atau pada Power Zone (posisi pada arah jam 1-5 dan 7-11), mengambil keuntungan dari posisi biomekanikal natural tubuh. Contohnya pada PTE 34T chainring sama dengan 36T chainring bulat. Begitu juga pada “recovery zone” (arah jam 11-1 dan 5-7), diamater terkecil pada PTE chainring, memaksimalkan efiseinsi pada bagian terlemah pedal; pada bagian ini PTE35T sama dengan 32T chainring bulat

O’Symetric
Chainring oval buatan Prancis yang didesain oleh Jean-Louis Talo, dan produk chainring oval dari O’Symetric ini oleh pembalap sepeda Bradley Wiggins and Chris Froome pada saat memenangi Tour de France. TIdak perlu diragukan lagi performanya. Penjelasan O’Symetric tentang produk mereka bisa dibaca di pdf ini.

Shimano Biopace
Biopace adalah nama trademark dari Shimano untuk chainring oval buatan mereka. Diproduksi sejak tahun 1983 sampai 1993. Tidak banyak penjelasan kenapa chainring oval tidak diproduksi lagi sekarang. Bahkan Sheldon Brown dulu menyatakan tentang Biopace Shimano: “they are of real value for the vast majority of non-racing cyclists”.

Shimano 48-38-28 Biopace oval chainrings
Shimano 48-38-28 Biopace oval chainrings

Rotor
Salah satu produsen oval chainring yang terkemuka, dan produknya sudah banyak dipakai oleh pembalap pro untuk perlombaan seperti : Tour de France, Giro d’Italia, Vuelta a España, Ironman, Challenge dan UCI MTB World Cup victories.
Produknya dikenal dengan nama Q Rings. Sekarang Q Rings memiliki fitur OCP (Optimum Chainring Positions), untuk mengoptimasi bentuk chainring oval sesuai dengan karakteristik pedal. Ada angka pada chainringnya, yang bisa kita pindahkan posisinya terhadap pedal untuk mendapatkan performa yang berbeda. Buka pdf ini untuk melihat tabel kompabiliti Q-Ring Road Crank untuk oval chainring Rotor.

SRAM
Tidak mau ketinggalan, SRAM juga memiliki produk chainring oval yaitu : X-SYNC™ 2 Oval, dengan bentuk gigi yang dirancang untuk mengurangi bunyi dan kelelahan. Chainring oval ini bisa dipakai pada konfigurasi gear 11-speed atau 12-speed.