INGRID L2 Crankset Rasta Direct Mount
INGRID L2 Crankset Rasta Direct Mount

Crankset dan Chainring Direct Mount – upgrade?

Crankset dan chainring direct mount semakin banyak dipakai menggantikan crank dengan spider dan BCD. Apa yang membedakan, dan kenapa crank direct mount lebih fleksibel untuk ukuran chainring?

Direct Mount vs Standard BCD Chainring

Direct mount chainring adalah jenis chainring yang dipasang langsung ke spindle (as) crank. Pada crankset yang lebih umum kita lihat, crankset mempunyai crank arm, spider (tempat dudukan chainring), dan chainring. Untuk memasang chainring, kita perlu menyesuaikan posisi dan jarak baut di chainring agar sama dengan lubang baut pada spider.

BCD (Bolt Circle Diameter) atau PCD (Pitch Circle Diameter) adalah unit yang menyatakan jarak antar baut pada spider atau crank dalam sebuah liangkaran imaginer yang menyinggung semua baut. Agar chainring bisa masuk, maka nilai BCD atau PCD pada chainring harus sama dengan nilai BCD/PCD pada spider atau crank.

Baca juga: Cara menghitung BCD/PCD crank/chairing sepeda

Chainring Direct Mount vs Chainring Standard
Chainring Direct Mount vs Chainring Standard

Chainring Direct mount tidak memiliki spider atau spider sudah menyatu dengan chainring. Direct mount chainring dimasukkan ke langsung ke as crank, mirip seperti memasukkan cassette ke dalam slot hub roda. Jadi crankset untuk direct mount hanya akan terdiri dari as dan lengan crank. Nantinya direct mount chairing akan dikunci dengan lock ring atau baut langsung ke crank.

Beberapa contoh merk sepeda lokal yang memakai chainring dan crank direct mount : Patrol 591 – 2020, Thrill Ricochet T160 Expert, Polygon Xquarone EX9, Marin Pine Mountain 1.

Kenapa direct mount chainring

Tidak ada perbedaan bottom bracket (BB) untuk crank yang biasa atau pun crankset direct mount. Jika ingin mengganti, yang diganti adalah cranksetnya saja. Nah, sekarang pertanyaannya apakah kita perlu memakai atau upgrade ke direct mount chainring.

Direct Mount (DM) chainring memang belum sampai pada level crankset groupset/kelas paling bawah. Misalnya SRAM yang memakai DM chainring mulai dari kelas SRAM SX Eagle, sementara Shimano mulai dari Deore 12 speed. Ini membuat crank direct mount terlihat lebih premium, dan kalau upgrade dan mendapatkan performa yang lebih baik, pastinya bukan hanya karena chainring nya direct mount, bisa jadi karena meterial dan teknologi lainnya. Tetapi mari kita lihat apa saja yang membedakan direct mount crank/chainring ini.

Kelebihan direct mount chainring

  • Lebih ringan
    Tanpa tambahan 4 atau 5 baut seperti pada BCD, dan lengan spider yang tebal, maka bobot crankset dapat dihemat. Tapi hal ini juga bisa bergantung pada jenis material yang dipakai. Beberapa crank memakai bahan alloy/aluminium campuran agar lebih ringan, beberapa memakai bahan steel yang lebih awet tetapi lebih berat.
  • Lebih kuat
    Tanpa banyak sambungan dan potensi baut yang longgar, chainring direct mount akan terpasang lebih kokoh dan kaku. Mekanismenya mirip seperti cassette/sprocket pada slot hub yang lebih susah untuk goyang dan miring.
  • Tidak tergantung BCD untuk mengganti jenis dan ukuran chainring.
    Faktor kompatibiliti seperti jumlah baut, symetric/asymetric chainring, kadang harus dipertimbangkan ketika memilih chainring.
    Pada direct mount, hanya ditentukan oleh interface atau bentuk dudukan pada cranknya. Memakai chainring 36T atau 28T, selama interfacenya sama, maka bisa dipasang. Termasuk untuk kemudahan memasang power meter chainring.
  • Support untuk ukuran chainring kecil
    Banyak alasan kenapa memakai ukuran chainring yang kecil, seperti 22T, 28T dan lainnya. Nilai BCD akan mempengaruhi ukuran chainring yang dipakai. Crank dengan nilai BCD yang besar sperti 130mm, chainring terkecil yang tersedia adalah sekitar 38T, atau BCD 110 yang biasanya terbatas pada chainring 34T. Untuk chainring kecil seperti 32T atau 30T, nilai BCDnya biasanya 104mm, BCD 96, atau BCD 88 mm, dan chainring 22T yang memakai BCD 64mm.
    Atau contoh ekstrem lainnya adalah chainring 18T untuk sepeda listrik. Rasanya sulit untuk dipakaikan spider, karena sudah tidak ada ruang lagi untuk posisi baut, sehingga direct mount adalah pilihan yang paling aman.
Crank Direct Mount vs Chainring Standard
Crank Direct Mount vs Chainring Standard

Kekurangan direct mount chainring

  • Kompatibiliti Direct Mount Chainring
    Pada crank BCD, perhitungan jarak untuk semua merk sama. Pada direct mount, bentuk slot dan dudukan chainring pada crank tergantung pada merknya. Setiap merk crank mempunyai bentuk dudukan yang berbeda. Merk chainring RaceFace, SRAM, Shimano, Cannondale, Specialized mempunyai bentuk slot chainring yang berbeda-beda. Jadi ketika ingin mengganti merk chainring, harus dipastikan cranknya sama. Jadi keterbatasan kompatibilit direct mount chainring biasanya karena merk yang dipakai.
  • Perlu alat khusus
    Beberapa merk sirect mount chainring bisa dibuka dengan kunci L bintang (torx) T25 biasa. Tetapi ada juga seperti chainring direct mount Shimano yang harus dibuka dengan kunci khusus (Shimano TL-FC41, Park Tool LRT-4 Chainring Lockring dan sejenisnya).
Kunci khusus untuk membuka chainring direct mount
Kunci khusus untuk membuka chainring direct mount

Chainring Direct mount untuk sepeda balap

Kebanyakan direct mount chainring dipakai oleh jenis sepeda gunung (MTB) dan sepeda gravel. Jenis chainring yang mendominasi direct mount adalah single chainring. Jenis sepeda yang lebih spesifik dan bermain di jalan yang lebih ekstrem, sehingga chainring yang lebih kaku bisa sedikit membantu performa sepeda.

Sepeda balap biasanya memakai ukuran chainring besar memakai ukuran 40T ke atas. Pada direct mount chainring, dimana chainring dijepit di bagian as, dibandingkan dengan chainring biasa yang posisi baut lebih keluar, secara struktur memang direct mount chainring besar lebih berpotensi bengkok/flex. Tetapi direct mount chainring untuk sepeda balap juga sudah banyak tersedia, seperti: double chainring SRAM RED AXS 2X12 Chainring Set (50/37), single oval chainring Absolute Black (50T), atau Praxis Zayante Carbon M30 Direct Mount chainset.

Sementara untuk groupset sepeda balap Shimano belum ada yang memakai direct mount, dan Shimano road bike juga belum mempunyai single chainring untuk sepeda balap sampai sekarang ini.

Kompatibiliti Direct Mount Crankset

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, chainring direct mount hanya bisa dipasang pada crank dengan interface/dudukan yang sama, biasanya hanya satu merk. Contohnya : kita tidak bisa memasang chainring direct mount Race Face (Cinch) pada crank Shimano. Walaupun beberapa merk juga mengeluarkan crank dengan kompatibiliti untuk jenis crank merk lain, misalnya Wolftooth yang membuat chainring untuk crank SRAM.

Berikut beberapa jenis Jenis direct mount chainring yang ada:

  • Direct Mount Cannondale
  • Direct Mount Race Face
  • Direct Mount e*thirteen
  • Direct Mount Hope
  • Direct Mount Specialized
  • Direct Mount SRAM 3-Bolt
  • Direct Mount SRAM 8-Bolt
  • Direct Mount Rotor OCP
  • Direct Mount Easton
  • Direct Mount Bosch
  • Direct Mount Shimano
  • Direct Mount One Up
Jenis interface dudukan direct mount pada crank merk crank sepeda
Jenis interface dudukan direct mount pada crank merk crank sepeda

Untuk Shimano chainring dan crank direct mount bisa didapat pada groupset MTB kelas atas, seperti: Shimano Deore M6100, SLX M7100, Deore XTR M8100, dan XTR M9100, baik untuk single dan double chainring. Crank direct mount kompatibel dengan HollowTech 2 untuk bottom bracket eksternal ataupun PresssFit (PF).

Adaptor/converter crank/chainring direct mount

Sepengetahun saya, tidak/belum ada converter untuk direct mount untuk bisa memakai chainring dari satu merk untuk crank merk lain.

Tetapi beberapa crank direct mount modern, memiliki bentuk modular/adaptor spider, sehingga bisa dipasang chainring dengan baut dengan BCD/PCD tertentu. Atau spider khusus untuk direct mount seperti Wolftooth CAMO Spider, yang bisa menyesuaikan BCD, offset dan chainline chainring.

Bagi yang ingin mengupgrade crank, perlu untuk memperhatikan chainline crank/chainring. Tidak hanya sekedar memasang crank, tetapi kelurusan antara chainring dan sprocket akan banyak mempengaruhi performa shifting dan perputaran rantai sepeda. Terutama untuk sepeda single chainring, posisi rantai tidak bisa terlalu miring, yang nantinya akan membuat lebih banyak friksi dan gesekan, sehingga kurang loncer dan lebih banyak menggerus komponen gear.